Sabtu, 16 Maret 2013

Revolusi Industri Inggris


REVOLUSI INDUSTRI INGGRIS
Oleh: Mu’arif Nur Rizqi

Sebelum abad ke-18 sistem perekonomian masyarakat Eropa sangat bergantung pada sistem ekonomi agraris. Akan tetapi setelah memasuki abad ke-18 terjadi perubahan besar dalam pola hidup masyarakat Eropa. Perubahan tersebut ditunjukkan dengan mulai digunakannya tenaga mesin sebagai alat produksi di pabrik-pabrik menggantikan tenaga manusia dan hewan. Perubahan inilah yang disebut dengan Revolusi Industri. Sehingga Revolusi Industri dapat dikatakan sebagai suatu peristiwa yang mengubah sistem ekonomi agraris menjadi sistem ekonomi industri yang menggunakan tenaga mesin sebagai alat produksinya, menggantikan tenaga hewan dan manusia.
Sebelum dikenal alat-alat mekanis dan otomatis, masyarakat Eropa bekerja dengan menggunakan alat-alat manual (menggunakan tenaga manusia) dan masih mengandalkan kecepatan kedua tangan dan kaki. Artinya, alat-alat tersebut tidak akan berfungsi dan bekerja jika tidak ada tangan atau kaki. Peralatan yang dimaksud seperti cangkul, parang, sekop, gergaji, pisau, pengukur, palu, penenun, pemintal, pancung, jala, pendayung, dan lain-lain.
Pada masa revolusi industri, peralatan tersebut jarang digunakan sebab telah ditemukan mesin pemintal, mesin tenun, lokomotif, dan sebagainya. Semua mesin tersebut bukan digunakan oleh tangan dan kaki, tetapi oleh mesin uap. Dengan demikian, pada masa revolusi industri terjadi penghematan tenaga manusia. Setelah revolusi industri terjadi, perbedaan pola hidup masyarakat sangat terlihat sekali.
Latar Belakang Revolusi Industri
Revolusi Industri di kawasan benua Eropa bermula di negara Inggris. Kemudian pada awal abad ke-19, mulai menyebar ke negara-negara Eropa lainnya dan negara-negara di benua Amerika.
Adapun sebab-sebab yang melatarbelakangi terjadinya revolusi industri tersebut adalah sebagai berikut:
·         Keamanan dalam negara Inggris yang mantap
Mantapnya kondisi keamanan negara Inggris pada sekitar abad ke-18, sehingga menjamin seluruh segi kehidupan masyarakat Inggris pada saat itu. Begitu pula dengan sistem ekonomi, masyarakat Inggris dengan tenang dan tanpa rasa takut menjalankan roda perekonomian mereka.
·         Mulai berkembangnya kegiatan kewiraswastaan dan manufaktur
Perkembangan masyarakat Eropa sebelum Revolusi Industri hidup dalam sistem perdagangan yang masih menggunakan uang dan sistem barter. Kegiatan-kegiatan produksi dilakukan di rumah-rumah atau kerajinan rumah (home industry). Di Perancis dikenal istilah "gilda", yaitu bengkel kerja dan pusat usaha. Setiap orang yang akan memesan barang-barang dapat menghubungi gilda. Alat-alat yang dihasilkan oleh gilda adalah alat rumah tangga, alat kerja pertanian, dan sebagainya. Gilda baru bekerja apabila ada pesanan.
Perkembangan selanjutnya dari gilda ini adalah munculnya minat yang luar biasa dai masyarakat Inggris terhadap tempat pengolahan yang lebih memadai seperti pabrik. Dari minat inilah, muncul kegiatan ekonomi manufaktur dimana para pekerja tidak lagi bekerja di rumah-rumah melainkan ditempat-tempat khusus yang disediakan pengusaha sebagai tempat produksi.
·         Inggris memiliki kekayaan alam terutama batu bara dan bijih besi
Kekayaan SDA Inggris seperti banyak ditemukannya batu bara dan bijih besi, telah membantu Inggris dalam mengembangkan industrinya karena batu bara dan bijih besi sangat diperlukan dalam proses produksi. Batu bara dijadikan sebagai bahan bakar mesin-mesin dan bijih besi diperlukan untuk industri berat. Kekayaan alam tersebut ditunjang oleh kemampuan dan keinginan manusianya.
Orang Inggris terkenal sebagai orang yang rajin dan tekun dalam penelitian alam. Kemauan dan keuletan warga Inggris itu, didukung oleh adanya lembaga penelitian bernama The Royal for Improving Natural Knowladge yang didirikan oleh pemerintah Inggris tahun 1662 dan The French Academy of Science yang didirikan tahun 1666. Kedua lembaga tersebut mensponsori kegiatan-kegiatan eksplorasi alam, sehingga dengan adanya lembaga-lembaga ini telah mendorong tejadinya penemuan-penemuan baru di kemudian hari.
·         Inggris memiliki banyak daerah jajahan
Kerajaan Inggris pada abad ke-18 memiliki banyak daerah jajahan yang tersebar di benua Afrika dan Asia. Daerah-daerah jajahan inilah yang mendukung kegiatan industri Inggris, karena daerah-daerah jajahan tersebut dapat menyediakan bahan baku yang diperlukan oleh industri Inggris. Selain itu, daerah-daerah jajahan tersebut dapat dijadikan sebagai tempat pemasaran hasil industri Inggris.
·         Terjadinya Revolusi Agraria
Kondisi masyarakat Inggris yang dilanda gejolak turut melatarbelakangi revolusi industri di negara tersebut. Gejolak yang dimaksud adalah Revolusi Agraria (pertanian).
Revolusi agraria ini disebabkan oleh berkembangnya kerajinan pakaian wol, yang dengan sendirinya meningkatkan permintaan bulu domba. Dari hal itu, usaha di bidang wol menjadi sangat menarik, maka tanah pertanian diubah menjadi peternakan domba.
Untuk keperluan peternakan domba tersebut, tanah para bangsawan yang tersebar letaknya dikumpulkan dengan cara ditukar-tukar dengan tanah milik petani. Tanah yang berupa tanah padang rumput itu dipagari dan digunakan sebaai penggembalaan domba. Perubahan fungsi tanah menjadi lahan peternakan pun disebabkan harga gandum yang turun.
Perubahan tersebut mempunyai dampak terhadap para petani. Sebelumnya, pada saat tanah pertanian masih diusahakan mereka bekerja sebagai petani penyewa. Sebab tanah di Inggris pada dasarnya adalah milik raja dan bangsawan.Sejak tanah itu diubah menjadi lahan peternakan jumlah pekerja yang dibutuhkan relatif sedikit. Akibatnya, banyak para petani beralih kerja sebagai pekerja di tambang batu bara dan pabrik-pabrik tekstil. Ada pula yang pergi ke kota yang mencari kerja disana. Namun, lapangan kerja terbatas dan akhirnya muncul gelandangan. Munculnya gelandangan menjadi masalah tersendiri bagi pemerintah. Pada saat perkembangan industri sangat pesat di perkotaan, pemerintah dapat menanggulangi masalah gelandangan degan menjadikan sebagai buruh.
·         Munculnya paham ekonomi liberal
Kegiatan lain yang mendorong lahirnya Revolusi Industri adalah kegiatan perekonomian. Sejak abad ke-17, dunia pelayaran dan perdagangan di Inggris. berkembang pesat. Perkembangan itu dibuktikan oleh banyaknya kongsi-kongsi dagang, seperti EIC (East India Company), Virginia Co.,Plymouth Co., Massachusets Bay Co., dan lain-lain. Para kongsi dagang banyak memperoleh keuntungan dari penanaman modalnya di Inggris dan daerah lain. Sebagian besar dari keuntungannya itu ditabung di bank, sehingga secara keseluruhan aktivitas mereka memberi kesejahteraan bagi Kerajaan Inggris.
Gejolak dalam masyarakat lainnya adalah munculnya paham ekonomi liberal. Tokoh-tokoh yang mengembangkan paham ini adalah Adam Smith, Thomas Robert Malthus, David Ricardo, dan John Sturart Mill. Paham ekonomi liberal muncul sebagai reaksi terhadap paham ekonom merkantilisme yang melahirkan sistem ekonomi yang diatur oleh pemerntah.
Para pencetus gagasan ekonomi liberal menyatakan kemakmuran rakyat akan cepat tercapai apabila rakyat dibebaskan untuk melakukan kegiatan ekonomi. Lahirnya paham ekonomi liberal di Inggris memantapkan persiapan masyarakat menuju suatu zaman industri. Artinya, paham ekonomi liberal memberi peluang bagi perkembangan industri-industri baru di Inggris.
·         Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
Sejak awal abad ke-16, Inggris mulai memasuki abad pemkiran yang mengakibatkan munculnya ilmuwan-ilmuwan terkemuka dalam berbagai bidang pengetahuan dan teknologi. Bersama dengan munculnya ilmuwan-ilmuwan baru tersebut, muncul pula ide-ide baru.
Ide dan gagasan bau tersebut mendorong terjadinya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan yang didasarkan atas ide dan gagasan baru tersebut, muncul pula penemuan-penemuan baru yang dapat memperingan segala jenis pekerjaan manusia. Dengan temuan-temuan baru inilah Revolusi Industri dimulai.


Jalannya Revolusi Industri
Perkembangan Revolusi Industri di Inggris ditandai dengan penemuan mesin-mesin yang berguna bagi dunia industri. James Watt pada tahun 1763 menemukan mesin uap. Hasil temuannya itu lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan hasil penemuan Thomas Newcomen. Temuan Newcomen, hanya berupa mesin yang dapat memompa air yang menggenang di tambang-tambang batu bara dan masih menggunakan tenaga manusia.
Dengan demikian, temuan James Watt dapat digunakan di pabrik-pabrik. Awalnya pabrik-pabrik sangat bergantung pada tenaga air. Oleh karena itu, pabrik harus didirikan di dekat sungai. Dengan menggunakan bahan bakar batu bara, mesin uap temuan Watt, menyebabkan pabrik-pabrik tidak bergantung lagi pada tenaga air dan dapat didirikan dimana saja.
Penemuan lainnya yang menunjang kemajuan industri adalah penemuan mesin-mesin pertekstilan. penemuan dibidang tekstil ini didasarkan pada keinginan untuk memproses bahan tekstil secara cepat. Pada tahu 1768, ilmuwan Richard Arkwrightdan John Kay menemukan alat tenun yang dapat memproduksi cepat (flying shuttle dan water frame). Temuan ini lebih maju dibandingkan temuan John Hargreaves, yaitu mesin pemintal yang dapat menghasilkan beberapa benang (spinning jenny). Mesin tersebut masih digerakkan oleh tenaga kuda dan tenaga air. Tahun 1785, penemuan mesin tenun yang lebih otomatis (power loom) dibuat olehEdmund Cartwright. Dia menggabungkan penemuan Arkwirght, Kay, Hargreaves, dan James Watt. Mesin tenun dan puntal temuan Edmund Cartwright menggunakan mesin uap.
Hasil temuan James Watt ternyata menjadi inspirasi bagi penemuan teknologi lainnya dalam bidang industri ataupun alat transportasi. Diantaranya adalahHenry Cort, menemukan mesin pelebur bijih besi dengan bahan bakar batu bara. Penemuan ini melahirkan temuan lain dalam bidang transportasi seperti kapal uap oleh Robert Fulton dan kereta api uap oleh George Stephenson.
Pada akhirnya, penemuan di bidang teknologi memiliki dampak yang luas di bidang industri. Sehingga, produksi barang dapat diproses dengan cepat. Proses didistribusikan dan pemasaran barang-barang industri pun semakin lancar, ketika berkembangnya sarana jalan dan alat trnsportasi yang digerakan oleh mesin.


Dampak Revolusi Industri
Perubahan yang sangat cepa di bidang industri membawa akibat yang luas di berbagai aspek kehidupan. Dampak yang paling meonjol dari Revolusi Industri di Inggris adalah menculnya kapitalisme, adanya pengambilan lahan pertanian menjadi lahan industri, dan munculnya upaya pencarian daerah pemasaran di negeri jajahan.
·         Munculnya Kapitalisme
Akibat langsung dari Revolusi Industri ini adalah terbentuknya lapisan masyarakat baru, yaitu masyarakat pemilik modal. dengan kekuatan modal, mereka dapat menjalankan dan membangun sektor-sektor indsutri di Inggris. Dan para pemilik modal inilah muncul istilah kapital (yang atinya modal).
Kapitalisme adalah suatu paham ekonomi yang berpandangan bahwa pendapatan (laba) dapat ditingkatkan dengan cara ditunjang oleh sejumlah modal yang banyak, pengusaha sektor produksi, sumber bahan baku, distribusi (pemasaran), dan teknologi terbaru. Dalam pandangan tersebut kaum kapitalis sangat menginginkan adanya kebebasan yang seluas-luasnya bagi setiap individu dalam usahanya, persaingan yang bebas tanpa adanya campur tangan dari pihak pemerintah, sehingga kemakmuran bangsa dan negara hanya dapat diatur melalui mekanisme pasar.
Masyarakat kapitalis ternyata tidak hanya berkembang di Inggris saja melainkan berkembang pula di negara-negara yang ada di kawasan Benua Eropa seperti, Perancis, Belgia, Belanda, Jerman dan Italia. Masyarakat kapitalis inilah yang menggerakkan perekonomian nasional. Akibatnya dengan kekuatan modalnya, golongan kapitalis juga dapat mempengaruhi kebijakan-kebijakn pemerintah, sehingga kebijakn tersebut akan lebih menguntung bagi kelancaran usaha mereka
·         Pengambilan Tanah Untuk Lahan Industri
Seperti yang telah diuraikan diatas, salah satu dari dampak revolusi Industri adalah munculnya kelompok masyarakat yang memiliki modal. Dengan modal yang dimilikinya, mereka menguasai perekonomian. Bahkan. dengan modalnya itu mereka dapat meluaskan lapangan usaha industrinya. Usaha industri perlu lahan, mereka para pemilik modal membeli tanah-tanah pertanian milik bangsawan. Pada akhirnya pembelian lahan pertanian itu menimbulkan beberapa dampak.
Pertama, para petani yang semula bekerja di lahan pertanian milik bangsawan menjadi kehilangan pekerjaan. Mereka berusaha mencari kerja di tempat lain. Ada sebagian diantara mereka pindah ke kota bekerja sebagai buruh. Majikan mereka memberi upah yang rendah. Berbeda ketika mereka menjadi petani di tanah-tanah milik bangsawan, upah mereka cukup besar, sebab sistem upah diatur secara bagi hasil bari hasil panen.
Kedua, lahan pertanian yang diubah menjadi lahan indistri, lama-kelamaan menjadi pusat industri dan akhirnya muncullah kota-kota industri. Di Inggris pada saat itu berkembang kota-kota industri, seperti Manchester, Liverpool, Sheffielddan Birmingham. Di kota-kota indsutri tersebut, selain tumbuh pabrik-pabrik industri juga tumbuh kegiatan-kegiatan ekonomi lainnya seperti menjual barang-barang kebutuhan sehari-hari.
Ketiga, berkembangnya kota industri melahirkan kelas buruh. Pembangunan tenaga mesin di pabrik-pabrik mengakibatkan penggunaan tenaga buruh terbatas. Namun demikian, jumlah mereka tetap banyak. Karena itu, upah buruh menjadi rendah. Akibatnya banyak pengangguran dan kemiskinan.
Upah buruh rendah menimbulkan pertentangan antara buruh dengan majikan. Aksi pemogokan bermunculan sebagai wujud protes kaum buruh. Keadaan seperti ini sering terjadi sehingga keamanan negara menjadi kacau. Oleh karena itu, negara turut campur dalam pengelolaan beberapa perusahaan yang dianggap penting untuk kesejahteraan buruh dan rakyat.
·         Negeri Jajahan sebagai Daerah Pemasaran
Kelompok yang mendapat keuntungan besar dari adanya revolusi indsutri adalah para pemilik modal. Mereka sering disebut kaum kapitalis. Munculnya revolusi industri menimbulkan kapitalisme modern, yang memperlihatkan peranan kaum kapitalis sebagai produsen, pedagang dan sekaligus pembagi barang-barang.
Di bidang ekonomi harga barang menjadi murah. Hal itu disebabkan penggunaan mesin-mesin dapat melahirkan produksi secara massal dan biasanya rendah. Jika dibandingkan dengan barang hasil kerajinan tangan, harga lebih mahal. Akibat lain di bidang ekonomi adalah perdagangan dunia semakin maju. Ini disebabkan karena keperluan akan bahan industri dan pasaran untuk industri makin luas. Komunikasi lalu lintas yang semakin ramai mendorong para pengusaha mencari daerah pemasaran.
Untuk mencari keuntungan yang sebesar-besarnya kaum kapitalis bekerjasama dengan pemerintah agar dapat menjalankan kegiatan usahanya. Bangsa Eropa yang mempunyai daerah jajahan, menjadikannya sebagai daerah bahan industri, sebagai sasaran hasil industri, dan sebagai daerah penanaman modal. Secara singkat dapat dikatakan bahwa Revolusi Industri telah melahirkan bentuk imperialisme baru.

Rabu, 13 Maret 2013

Ruang Lingkup & Pembidangan Filsafat


RUANG LINGKUP DAN PEMBIDANGAN FILSAFAT
Oleh: Mu’arif Nur Rizqi

Secara historis zaman terus berkembang melalui hierarkis perkembangan yang terus dibarengi pula dengan perubahan-perubahan sosial, dimana duahalini selalu berjalan ber-iringan. Keberadaan manusia yang dasar pertamanya bebas, menjadi hal yang problematic ketika ia hidup dalam komunitas sosial. Kemerdekaan dirinya meng-alami benturan dengan kemerdekaan individu-individu lain atau bahkan dengan makhluk yang lain. Sehingga iaterus terikat dengan tata kosmik, bahwa bagaimana ia harus berhubungan dengan orang lain, dengan alam, dengan dirinya sendiri maupun dengan Tuhannya. Maka muncullah tata aturan, norma atau nilai-nilai yang menjadi kesepakatan universal yang harus ditaati. Semacam hal tersebut di ataslah peradaban manusia dimulai , dimana manusia harus selalu menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. la harus memegangi nilai-nilai aturan yang berlaku mengatur hidup manusia.
Filsafat atau disebut juga ilmu filsafat , mempunyai beberapa cabang ilmu utama. Cabang I1mu utama dari filsafat adalah ontologi, epistimologi , tentang nilai (aksiologi), dan moral (etika). Ontologi (metafisika) membahas tentang hakikat mendasar atas keberadaan sesuatu. Epistimologi membahas pengetahuan yang diperoleh manusia, misalnya mengenai asa lnya (sumber) darimana sajakah pengeta- huanitu diperoleh manusia, apakah ukuran kebenaran pengetahuan yang telah diperaleh manusia itudan bagaimanakah susunan pengetahuan yang sudah diperaleh manusia. I1mu tentang nilai atau aksiologi adalah bagian dari filsafat yang khusus membahas mengenai hakikat nilai berkaitande ngan sesuatu.
Sedangkan filsafat moral membahas nilai berkaitan dengan tingkah laku manusia dimana nilai disini meneakup baikdan buruk serta benar dan salah. Berfilsafat adalah berpikir radikal, radix artinya akar, sehingga berpikir radikal arti nya sampai ke akar suatu masalah, me ndalam sampai ke akar-akarnya, bahkan me lewati batas-batas fisik yang ada, memasuki medan pengembaraan diluar sesuatu yang fisik (Asy'arie, 2002: 3).
Berfilsafat adalah berpikir dalam tahap makna, ia mencari hakikat makna dari sesuatu, Berpikir dalam tahap makna artinya menemukan makna  terdalam dari sesuatu, yang berada dalam kandungan sesuatu itu. Dalam filsafat, seseorang mencari dan menemukan jawaban dan bukan hanya dengan memperlihatkan penampakan (appearance) semata, melainkan menelusurinya jauh dibalik penampakan itu dengan maksud menentukan sesuatu yang disebut nilai dari sebuah realitas.
Filsafat memiliki objek bahasan yang sangat luas, meliputi semuahal yang da pat dijangkau oleh pikiran manusia, dan berusaha memaknai dunia dalam hal makna (Ans hori, 2005: 3).IImu hukum memiliki ruang lingkup yang terbatas, karena hanya mempelajari tentang norma atau aturan (hukum). Banyak persoalan- persoalan berkenaan dengan hukum membangkitkan pertanyaan-pertanyaan lebih lanjut yang memerlukan jawaban mendasar, Pada kenyataannya banyak pertanyaan-pertanyaan mendasar itu tidak dapat di jawab lagi oleh ilmu hukum. Persoalan-persoalan mendasar yang tidak dijawab oleh ilmu hukum menjadi objek bahasan ilmu filsafat. Filsafat mempunyai objek berupa segala sesuatu yangdapat dijangkau oleh pikiran manusia (Anshori, 2005: 4).
Konsep hukum mungkin dapat dikatakan mempunyai pengertian yang ambigu, dwiarti, sehingga dapat menimbulkan kekeliruan pengertian, baik seeara intelektual maupun seeara moral. Dapat dikatakan ada dua macam hukum, yaitu hukum yang deskriptif dan hukum yang preskriptif. Hukum yang deskriptif - decriptive laws – adalah hukum yangmenunjukkan sesuatu itu dapat terjadi, misalnya hukum gravitasi, hukum Arehimedes atau hukum yang berhubungan dengan ilmu-ilmu kealaman.Di samping itu , dapat pula terpikirkan oleh kita mengenai hukum yang telah ditentukan atau hukum yang memberi petunjuk - precriptive law - misalnya hukum yang diatur oleh para otoritas yang mengatur apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dikerjakan, Hukum inilah yang merupakan bahan penelitian filsafat hukum, sedangkan hukum yang deskriptif menjadi objek penelitian ilmu pengetahuan (Asdi, 1998: 2-3).
Dalam konteks umum kesalehan banyak dikaitkan dengan, ketaatan kepada ketentuan hukum. Namun kesalehan yang bertumpu kepada kesadaran hukum akan banyak berurusan dengan tingkah laku manusia, dan hanya seeara parsial sajaberurusan dengan hal-hal batiniah (Madjid, 1992: 256). Dengan kata lain,orientasi hukum lebih berat mengarah pada dimensi eksoteris, dengan kernungkinan meng-abaikan dimensi esoteris. Divergensi antara kedua orientasi keagama-an yang lahiriah (eksoteris) dan batiniah (esoteris) memunculkan  cabang ilmu yang berbeda, yaitu syariah (hukum) dan thariqah (tasawuf) .

Minggu, 10 Maret 2013

JENIS DAN PROSES PERENCANAAN PEMBELAJARAN


JENIS DAN PROSES
PERENCANAAN PEMBELAJARAN
Oleh: Mu’arif Nur Rizqi


A.  Jenis Perencanaan Pembelajaran
1.    Menurut besaran atau magnitude
a. Perencanaan makro
Yaitu perencanaan yang mempunyai telaah nasional, yang menetapkan kebijakan-kebijakan yang akan ditempuh, tujuan yang ingin dicapai, dan cara-cara yang dicapai dalam mencapai tujuan tersebut.
b. Perencanaan meso
Yaitu kebijakan yang ditetapkan dalam perencanaan macro dijabarkan dalam program-program yang lebih kecil. Perencanaan ini bersifat operasional sesuai keadaan daerah, departemen dan unit lainnya.
c. Perencanaan mikro
Yaitu perencanaan yang lebih spesifik dari perencanaan meso yang memperhatikan karakteristik lembaga pendidikan.

2. Menurut telaahnya
a. Perencanaan strategi
Yaitu berkaitan dengan penetapan tujuan, pengalokasian sumber-sumber dalam mencapai tujuan dan kebijakan yang dipakai sebagai pedoman.
b. Perencanaan manajerial
Yaitu perencanaan yang ditujukan untuk mengarahkan proses pelaksanaan agar tujuan dapat dicapai secara efektif dan efesien.
c. Perencanaan operasional
Yaitu memusatkan perhatian pada apa yang akan dikerjakan pada tingkat pelaksanaan dilapangan dari rencana menejerial.

3. Menurut jangka waktunya
a. Perencanaan jangka panjang       : 10 - 25 tahun.
b. Perencanaan jangka menengah   : 4 - 10 tahun.
c. Perencanaan jangka pendek       : 1 - 3 tahun.

B.   Proses Perencanaan Pembelajaran
1.    Tahap perencanaan, meliputi:
a.       Menciptakan atau mengadakan badan atau bagian yang bertugas dalam melaksanakan fungsi perencanaan.
b.      Menetapkan prosedur perencanaan.
c.       Mengadakan reorganisasi struktural internal administrasi agar dapat berpartisipasi dalam proses implementasinya.
d.      Menetapkan mekanisme serta prosedur untuk mengumpulkan dan menganalisa data yang akan diperlukan dalam perencanaan.

2.    Tahap perencanaan awal
Yaitu membandingkan output yang diharapkan dengan apa yang telah dicapai sekarang untuk mengetahui apakah rencana yang dilaksanakan relevan, efektif dan efesien.

3.    Tahap formulasi rencana, meliputi:
a.       Menyiapkan seperangkat keputusan yang diambil oleh pemegang otoritas.
b.      Menyediakan pola dasar pelaksanaan yang menjadi pegangan berbagai unit organisasi yang bertanggung jawab dalam implementasi keputusan.

4.    Tahap elaborasi rencana, meliputi:
a.       Membuat program.
Yaitu membagi rencana kedalam beberapa program pelaksanaan dengan tujuan spesifikasi masing-masing.
b.      Identifikasi dan formulasi proyek
Yaitu program terbagi dalam beberapa proyek yang diidentifikasikan secara tuntas agar dapat dilaksanakan. Formulasi proyek merupakan tugas merinci siapa pelaksana, berapa biaya, jangka waktu, dan hal-hal yang dianggap perlu.

5.    Tahap implementasi rencana
Pada tahap ini, perencanaan bergabung dengan proses pelaksanaan atau menajemennya. Sumber-sumber daya manusia, dana, dan materil dialokasikan, jadwal dan waktu ditetapkan, pelaksanaan proyek, pemberian tugas dan sebagainya.

6.    Tahap evaluasi dan perencanaan ulang
Evaluasi memberikan 2 makna:
a.       Memberikan gambaran tentang kelemahan rencana.
b.      Sebagai bahan diagnosis dan sebagai bahan dalam membuat rencana ulang.

MAHASENG S. HASAN DALAM PERJUANGAN GERAKAN PEMUDA MERAH PUTIH DI KENDARI


MAHASENG S. HASAN DALAM PERJUANGAN GERAKAN PEMUDA MERAH PUTIH DI KENDARI
Oleh: Mu’arif Nur Rizqi


Gerakan Pemuda Merah Putih di Kendari tidak lepas dari peran seorang Mahaseng S. Hasan. Mahaseng adalah keturunan campuran Arab-Bugis. Ayahnya bernama H. Syech Hasan berketurunan Arab dan ibunya bernama Hania alias Puang Nia berketurunan Bugis. Orang tuanya tergolong orang mampu dan cukup tehormat dalam pergaulan masyarakat di Kendari kala itu. Ia merupakan anak ke tiga dari empat bersaudara. Dari istri satu-satunya yang bernama Sitti Aisyah, ia dikaruniai seorang anak bernama Fatimah Hasan.
Dalam berbagai kesempatan, Mahaseng selalu mendampingi Supu Yusuf dalam perjalanan dari Kolaka menuju Wawotobi, Kendari, dan Boepinang dalam rangka propaganda penggalangan kekuatan dan semangat perjuangan mempertahankan kemerdekaan baik di kalangan pemuda yang pro kemerdekaan maupun penguasa yang masih ragu-ragu seperti Raja Lasandara di Wawotobi dan Raja Tekaka di Kendari.
Pada akhir Oktober 1945 dari Kolaka Mahaseng S. Hasan dan Supu Yusuf mengunjungi Wawotobi dan memenuhi Raja Lasandara serta mengumpulkan pemuda-pemuda untuk mewujudkan suatu organisasi perjuangan.  Dalam pertemuan itu, kepala penerangan pemuda menguraikan dengan jelas beberapa soal-soal penting dalam rangka kemerdekaan bangsa Indonesia, beberapa tokoh terkemuka dalam rapat itu menyatakan kesanggupannya untuk ikut berjuang mempertahankan ngara RI bila benar-benar mendapat serangan dari Belanda. Tentang penyusunan organisasi pemuda diserahkan kepada Supu Yusuf dan Mahaseng.
Pada keesokan harinya di waktu pagi di awal bulan September 1945, untuk pertama kalinya diadakan upacara pengibaran Bendera Merah Putih diiringi dengan lagu kebangsaan Indonesia Raya diikuti dan disaksikan oleh segenap penduduk dengan hikmad setelah itu barulah berlangsung secara hebat rapat umum yang dihadiri beribu-ribu orang laki-laki dan perempuan. Dalam pertemuan itu berhasil dibentuk suatu wadah perjuangan bernama Sinar Pemuda Konawe yang sebelumnya dikibarkan bendera Merah Putih sebagai pertanda bahwa Wawotobi adalah wilayah RI. Dalam rapat itu dibahas tentang tiga jiwa demokrasi yakni permusyawaratan, rasa tanggung jawab, dan ada batas.
Ketika teman teman seperjuangan Mahaseng S. Hasan mulai memilih jalan menjadi pegawai Belanda ketimbang perjuangan membela kemerdekaan seperti Makmun Dg. Mattiro dan kawan-kawan, Mahaseng tetap memilih jalan menentang segala bentuk imperialism dan kolonialisme Belanda dengan cara sendiri sampai titik darah penghabisan.
Dijelaskan oleh Burhanuddin, bahwa ketegasan Mahaseng dalam menentang Belanda diketahui oleh Belanda yang mengakibatkan ia beserta ayahnya Syech Hasan seorang keturunan Arab bersama Marsuki guru dari Luwu Banggai yang yang kebetulan datang ke Kendari dan menginap di rumah merka, ditangkap Belanda pada tanggal 3 Maret 1946 dan rumah beserta isinya dibakar habis.
Dalam tahanan, Mahaseng dipukul dan disiksa dengan keras yang mengakibatkan cacat dan kesehatannya amat terganggu. Dalam suatu kesempatan pula secara sembunyi-sembunyi Mahaseng menempel lambing merah putih pada peralatan perang Jepang di pelabuhan Kendari, Raha, dan Bau-bau. Di pesisir pantai Kendari, dengan aksi perseorangan, Mahaseng berhasil memanjat tiang bendera Belanda dan segera merobek warna birunya dan tinggallah warna merah putih berkibar. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 2 September 1945.
Mahaseng S. Hasan berjuang melawan Belanda di Kendari bersama kawan-kawannya antara lain H.Razak Porohu, Malaka dan H. Nuhung. Mahaseng S. Hasan Adalah pemimpin gerakan pemuda Merah Putih di Kendari, salah satu cabang dari Pergerakan Pemuda Merah Putih yang berpusat di Kolaka. Kelompok-kelompok mereka ini bersembunyi di hutan-hutan, ketika malam hari mereka melakukan pertemuan untuk melakukan penyerbuan ke pihak Belanda. Melalui kerjasama inilah sehingga Mahaseng berhasil menaikkan bendera Merah Putih di pinggir pantai Kendari, di depan kantor SAR sekarang, dengan cara menurunkan bendera Belanda kemudian menyobek birunya dan kemudian meneriakkan kata yel-yel “merdeka-merdeka”.
Setelah tertangkapnya Mahaseng S. Hasan pada tanggal 3 Maret 1946, maka perjuangan Merah Putih di Kendari telah lumpuh sama sekali. Para pemuda dan anggota masyarakat yang repubikein diintimidasi, difitnah sehingga keragu-raguan dan rasa tidak aman meliputi mereka sehingga terpaksa bersikap hati-hati dengan berdiam diri, kecuali daerah Andoola masih tetap mengadakan perjuangan intuk menentang NICA.
Di dalam tahanan, Mahaseng disiksa dengan kejam sampai cacat yang mengakibatkan penyakit yang dibawa sampai akhir hayatnya pada tanggal 2 Juli 1950, empat tahun sesudah penyakit itu. Ia meninggal dalam usia 25 tahun, suatu usia yang masih sangat muda. Akan tetapi jasa dan pengabdiannya akan terus diukir dalam sejarah perjuangan bangsa dengan tinta emas. Ia dikebumikan di Jalan Tekaka (Gunung Potong) kemudian pada tanggal 9 Nopember 1984 kuburannya dipindahkan ke Taman Makam Pahlawan Watubangga. Ia telah tiada namun namanya akan terus ada dalam deretan nama-nama pejuang yang telah ikut mengharumkan nama Sulawesi Tenggara.