REVOLUSI
INDUSTRI INGGRIS
Oleh:
Mu’arif Nur Rizqi
Sebelum abad ke-18 sistem perekonomian
masyarakat Eropa sangat bergantung pada sistem ekonomi agraris. Akan tetapi
setelah memasuki abad ke-18 terjadi perubahan besar dalam pola hidup masyarakat
Eropa. Perubahan tersebut ditunjukkan dengan mulai digunakannya tenaga mesin
sebagai alat produksi di pabrik-pabrik menggantikan tenaga manusia dan hewan.
Perubahan inilah yang disebut dengan Revolusi
Industri. Sehingga
Revolusi Industri dapat dikatakan sebagai suatu peristiwa yang mengubah sistem
ekonomi agraris menjadi sistem ekonomi industri yang menggunakan tenaga mesin
sebagai alat produksinya, menggantikan tenaga hewan dan manusia.
Sebelum
dikenal alat-alat mekanis dan otomatis, masyarakat Eropa bekerja dengan
menggunakan alat-alat manual (menggunakan tenaga manusia) dan masih
mengandalkan kecepatan kedua tangan dan kaki. Artinya, alat-alat tersebut tidak
akan berfungsi dan bekerja jika tidak ada tangan atau kaki. Peralatan yang
dimaksud seperti cangkul, parang, sekop, gergaji, pisau, pengukur, palu, penenun,
pemintal, pancung, jala, pendayung, dan lain-lain.
Pada
masa revolusi industri, peralatan tersebut jarang digunakan sebab telah
ditemukan mesin pemintal, mesin tenun, lokomotif, dan sebagainya. Semua mesin
tersebut bukan digunakan oleh tangan dan kaki, tetapi oleh mesin uap. Dengan
demikian, pada masa revolusi industri terjadi penghematan tenaga manusia.
Setelah revolusi industri terjadi, perbedaan pola hidup masyarakat sangat
terlihat sekali.
Latar
Belakang Revolusi Industri
Revolusi
Industri di kawasan benua Eropa bermula di negara Inggris. Kemudian pada awal
abad ke-19, mulai menyebar ke negara-negara Eropa lainnya dan negara-negara di
benua Amerika.
Adapun
sebab-sebab yang melatarbelakangi terjadinya revolusi industri tersebut adalah
sebagai berikut:
·
Keamanan dalam negara
Inggris yang mantap
Mantapnya kondisi keamanan negara Inggris
pada sekitar abad ke-18, sehingga menjamin seluruh segi kehidupan masyarakat
Inggris pada saat itu. Begitu pula dengan sistem ekonomi, masyarakat Inggris
dengan tenang dan tanpa rasa takut menjalankan roda perekonomian mereka.
·
Mulai berkembangnya
kegiatan kewiraswastaan dan manufaktur
Perkembangan masyarakat
Eropa sebelum Revolusi Industri hidup dalam sistem perdagangan yang masih
menggunakan uang dan sistem barter. Kegiatan-kegiatan produksi dilakukan di
rumah-rumah atau kerajinan rumah (home
industry).
Di Perancis dikenal istilah "gilda",
yaitu bengkel kerja dan pusat usaha. Setiap orang yang akan memesan
barang-barang dapat menghubungi gilda. Alat-alat yang dihasilkan oleh gilda
adalah alat rumah tangga, alat kerja pertanian, dan sebagainya. Gilda baru
bekerja apabila ada pesanan.
Perkembangan selanjutnya dari gilda ini
adalah munculnya minat yang luar biasa dai masyarakat Inggris terhadap tempat
pengolahan yang lebih memadai seperti pabrik. Dari minat inilah, muncul
kegiatan ekonomi manufaktur dimana para pekerja tidak lagi bekerja di
rumah-rumah melainkan ditempat-tempat khusus yang disediakan pengusaha sebagai
tempat produksi.
·
Inggris memiliki kekayaan
alam terutama batu bara dan bijih besi
Kekayaan SDA Inggris seperti banyak
ditemukannya batu bara dan bijih besi, telah membantu Inggris dalam
mengembangkan industrinya karena batu bara dan bijih besi sangat diperlukan
dalam proses produksi. Batu bara dijadikan sebagai bahan bakar mesin-mesin dan
bijih besi diperlukan untuk industri berat. Kekayaan alam tersebut ditunjang
oleh kemampuan dan keinginan manusianya.
Orang Inggris terkenal
sebagai orang yang rajin dan tekun dalam penelitian alam. Kemauan dan keuletan
warga Inggris itu, didukung oleh adanya lembaga penelitian bernama The
Royal for Improving Natural Knowladge yang
didirikan oleh pemerintah Inggris tahun 1662 dan The
French Academy of Science yang didirikan tahun 1666. Kedua lembaga
tersebut mensponsori kegiatan-kegiatan eksplorasi alam, sehingga dengan adanya
lembaga-lembaga ini telah mendorong tejadinya penemuan-penemuan baru di
kemudian hari.
·
Inggris memiliki banyak
daerah jajahan
Kerajaan Inggris pada abad ke-18 memiliki
banyak daerah jajahan yang tersebar di benua Afrika dan Asia. Daerah-daerah
jajahan inilah yang mendukung kegiatan industri Inggris, karena daerah-daerah
jajahan tersebut dapat menyediakan bahan baku yang diperlukan oleh industri
Inggris. Selain itu, daerah-daerah jajahan tersebut dapat dijadikan sebagai
tempat pemasaran hasil industri Inggris.
·
Terjadinya Revolusi Agraria
Kondisi masyarakat Inggris
yang dilanda gejolak turut melatarbelakangi revolusi industri di negara
tersebut. Gejolak yang dimaksud adalah Revolusi
Agraria (pertanian).
Revolusi agraria ini disebabkan oleh
berkembangnya kerajinan pakaian wol, yang dengan sendirinya meningkatkan
permintaan bulu domba. Dari hal itu, usaha di bidang wol menjadi sangat
menarik, maka tanah pertanian diubah menjadi peternakan domba.
Untuk keperluan peternakan domba tersebut,
tanah para bangsawan yang tersebar letaknya dikumpulkan dengan cara
ditukar-tukar dengan tanah milik petani. Tanah yang berupa tanah padang rumput
itu dipagari dan digunakan sebaai penggembalaan domba. Perubahan fungsi tanah
menjadi lahan peternakan pun disebabkan harga gandum yang turun.
Perubahan tersebut mempunyai dampak terhadap
para petani. Sebelumnya, pada saat tanah pertanian masih diusahakan mereka
bekerja sebagai petani penyewa. Sebab tanah di Inggris pada dasarnya adalah milik
raja dan bangsawan.Sejak tanah itu diubah menjadi lahan peternakan jumlah
pekerja yang dibutuhkan relatif sedikit. Akibatnya, banyak para petani beralih
kerja sebagai pekerja di tambang batu bara dan pabrik-pabrik tekstil. Ada pula
yang pergi ke kota yang mencari kerja disana. Namun, lapangan kerja terbatas
dan akhirnya muncul gelandangan. Munculnya gelandangan menjadi masalah
tersendiri bagi pemerintah. Pada saat perkembangan industri sangat pesat di
perkotaan, pemerintah dapat menanggulangi masalah gelandangan degan menjadikan
sebagai buruh.
·
Munculnya paham ekonomi
liberal
Kegiatan lain yang
mendorong lahirnya Revolusi Industri adalah kegiatan perekonomian. Sejak abad
ke-17, dunia pelayaran dan perdagangan di Inggris. berkembang pesat.
Perkembangan itu dibuktikan oleh banyaknya kongsi-kongsi dagang, seperti EIC (East
India Company), Virginia
Co.,Plymouth
Co., Massachusets
Bay Co.,
dan lain-lain. Para kongsi dagang banyak memperoleh keuntungan dari penanaman
modalnya di Inggris dan daerah lain. Sebagian besar dari keuntungannya itu
ditabung di bank, sehingga secara keseluruhan aktivitas mereka memberi
kesejahteraan bagi Kerajaan Inggris.
Gejolak dalam masyarakat
lainnya adalah munculnya paham ekonomi liberal. Tokoh-tokoh yang mengembangkan
paham ini adalah Adam Smith, Thomas
Robert Malthus, David
Ricardo,
dan John Sturart Mill.
Paham ekonomi liberal muncul sebagai reaksi terhadap paham ekonom merkantilisme
yang melahirkan sistem ekonomi yang diatur oleh pemerntah.
Para pencetus gagasan ekonomi liberal menyatakan
kemakmuran rakyat akan cepat tercapai apabila rakyat dibebaskan untuk melakukan
kegiatan ekonomi. Lahirnya paham ekonomi liberal di Inggris memantapkan
persiapan masyarakat menuju suatu zaman industri. Artinya, paham ekonomi
liberal memberi peluang bagi perkembangan industri-industri baru di Inggris.
·
Perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi
Sejak awal abad ke-16, Inggris mulai memasuki
abad pemkiran yang mengakibatkan munculnya ilmuwan-ilmuwan terkemuka dalam
berbagai bidang pengetahuan dan teknologi. Bersama dengan munculnya
ilmuwan-ilmuwan baru tersebut, muncul pula ide-ide baru.
Ide dan gagasan bau tersebut mendorong
terjadinya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan yang
didasarkan atas ide dan gagasan baru tersebut, muncul pula penemuan-penemuan
baru yang dapat memperingan segala jenis pekerjaan manusia. Dengan
temuan-temuan baru inilah Revolusi Industri dimulai.
Jalannya
Revolusi Industri
Perkembangan Revolusi Industri di Inggris
ditandai dengan penemuan mesin-mesin yang berguna bagi dunia industri. James
Watt pada tahun 1763 menemukan mesin
uap.
Hasil temuannya itu lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan hasil
penemuan Thomas Newcomen.
Temuan Newcomen, hanya berupa mesin yang dapat memompa air yang menggenang di
tambang-tambang batu bara dan masih menggunakan tenaga manusia.
Dengan
demikian, temuan James Watt dapat digunakan di pabrik-pabrik. Awalnya
pabrik-pabrik sangat bergantung pada tenaga air. Oleh karena itu, pabrik harus
didirikan di dekat sungai. Dengan menggunakan bahan bakar batu bara, mesin uap
temuan Watt, menyebabkan pabrik-pabrik tidak bergantung lagi pada tenaga air
dan dapat didirikan dimana saja.
Penemuan lainnya yang menunjang kemajuan
industri adalah penemuan mesin-mesin pertekstilan. penemuan dibidang tekstil
ini didasarkan pada keinginan untuk memproses bahan tekstil secara cepat. Pada
tahu 1768, ilmuwan Richard Arkwrightdan John
Kay menemukan
alat tenun yang dapat memproduksi cepat (flying
shuttle dan water
frame).
Temuan ini lebih maju dibandingkan temuan John
Hargreaves,
yaitu mesin pemintal yang dapat menghasilkan beberapa benang (spinning
jenny).
Mesin tersebut masih digerakkan oleh tenaga kuda dan tenaga air. Tahun 1785,
penemuan mesin tenun yang lebih otomatis (power
loom)
dibuat olehEdmund Cartwright.
Dia menggabungkan penemuan Arkwirght, Kay, Hargreaves, dan James Watt. Mesin
tenun dan puntal temuan Edmund Cartwright menggunakan mesin uap.
Hasil temuan James Watt ternyata menjadi
inspirasi bagi penemuan teknologi lainnya dalam bidang industri ataupun alat
transportasi. Diantaranya adalahHenry
Cort,
menemukan mesin pelebur bijih besi dengan bahan bakar batu bara. Penemuan ini
melahirkan temuan lain dalam bidang transportasi seperti kapal uap oleh Robert
Fulton dan
kereta api uap oleh George Stephenson.
Pada
akhirnya, penemuan di bidang teknologi memiliki dampak yang luas di bidang
industri. Sehingga, produksi barang dapat diproses dengan cepat. Proses
didistribusikan dan pemasaran barang-barang industri pun semakin lancar, ketika
berkembangnya sarana jalan dan alat trnsportasi yang digerakan oleh mesin.
Dampak
Revolusi Industri
Perubahan
yang sangat cepa di bidang industri membawa akibat yang luas di berbagai aspek
kehidupan. Dampak yang paling meonjol dari Revolusi Industri di Inggris adalah
menculnya kapitalisme, adanya pengambilan lahan pertanian menjadi lahan
industri, dan munculnya upaya pencarian daerah pemasaran di negeri jajahan.
·
Munculnya Kapitalisme
Akibat langsung dari Revolusi Industri ini
adalah terbentuknya lapisan masyarakat baru, yaitu masyarakat pemilik modal.
dengan kekuatan modal, mereka dapat menjalankan dan membangun sektor-sektor
indsutri di Inggris. Dan para pemilik modal inilah muncul istilah kapital (yang
atinya modal).
Kapitalisme adalah
suatu paham ekonomi yang berpandangan bahwa pendapatan (laba) dapat
ditingkatkan dengan cara ditunjang oleh sejumlah modal yang banyak, pengusaha
sektor produksi, sumber bahan baku, distribusi (pemasaran), dan teknologi
terbaru. Dalam pandangan tersebut kaum kapitalis sangat menginginkan adanya
kebebasan yang seluas-luasnya bagi setiap individu dalam usahanya, persaingan
yang bebas tanpa adanya campur tangan dari pihak pemerintah, sehingga
kemakmuran bangsa dan negara hanya dapat diatur melalui mekanisme pasar.
Masyarakat kapitalis ternyata tidak hanya
berkembang di Inggris saja melainkan berkembang pula di negara-negara yang ada
di kawasan Benua Eropa seperti, Perancis, Belgia, Belanda, Jerman dan Italia. Masyarakat
kapitalis inilah yang menggerakkan perekonomian nasional. Akibatnya dengan
kekuatan modalnya, golongan kapitalis juga dapat mempengaruhi
kebijakan-kebijakn pemerintah, sehingga kebijakn tersebut akan lebih menguntung
bagi kelancaran usaha mereka
·
Pengambilan Tanah Untuk
Lahan Industri
Seperti yang telah diuraikan diatas, salah
satu dari dampak revolusi Industri adalah munculnya kelompok masyarakat yang
memiliki modal. Dengan modal yang dimilikinya, mereka menguasai perekonomian.
Bahkan. dengan modalnya itu mereka dapat meluaskan lapangan usaha industrinya.
Usaha industri perlu lahan, mereka para pemilik modal membeli tanah-tanah
pertanian milik bangsawan. Pada akhirnya pembelian lahan pertanian itu
menimbulkan beberapa dampak.
Pertama, para petani yang semula bekerja di
lahan pertanian milik bangsawan menjadi kehilangan pekerjaan. Mereka berusaha
mencari kerja di tempat lain. Ada sebagian diantara mereka pindah ke kota
bekerja sebagai buruh. Majikan mereka memberi upah yang rendah. Berbeda ketika mereka
menjadi petani di tanah-tanah milik bangsawan, upah mereka cukup besar, sebab
sistem upah diatur secara bagi hasil bari hasil panen.
Kedua, lahan pertanian yang
diubah menjadi lahan indistri, lama-kelamaan menjadi pusat industri dan
akhirnya muncullah kota-kota industri. Di Inggris pada saat itu berkembang
kota-kota industri, seperti Manchester,
Liverpool, Sheffielddan Birmingham.
Di kota-kota indsutri tersebut, selain tumbuh pabrik-pabrik industri juga
tumbuh kegiatan-kegiatan ekonomi lainnya seperti menjual barang-barang
kebutuhan sehari-hari.
Ketiga, berkembangnya kota industri
melahirkan kelas buruh. Pembangunan tenaga mesin di pabrik-pabrik mengakibatkan
penggunaan tenaga buruh terbatas. Namun demikian, jumlah mereka tetap banyak.
Karena itu, upah buruh menjadi rendah. Akibatnya banyak pengangguran dan
kemiskinan.
Upah buruh rendah menimbulkan pertentangan
antara buruh dengan majikan. Aksi pemogokan bermunculan sebagai wujud protes
kaum buruh. Keadaan seperti ini sering terjadi sehingga keamanan negara menjadi
kacau. Oleh karena itu, negara turut campur dalam pengelolaan beberapa
perusahaan yang dianggap penting untuk kesejahteraan buruh dan rakyat.
·
Negeri Jajahan sebagai
Daerah Pemasaran
Kelompok yang mendapat keuntungan besar dari
adanya revolusi indsutri adalah para pemilik modal. Mereka sering disebut kaum
kapitalis. Munculnya revolusi industri menimbulkan kapitalisme modern, yang
memperlihatkan peranan kaum kapitalis sebagai produsen, pedagang dan sekaligus
pembagi barang-barang.
Di bidang ekonomi harga barang menjadi murah.
Hal itu disebabkan penggunaan mesin-mesin dapat melahirkan produksi secara
massal dan biasanya rendah. Jika dibandingkan dengan barang hasil kerajinan
tangan, harga lebih mahal. Akibat lain di bidang ekonomi adalah perdagangan
dunia semakin maju. Ini disebabkan karena keperluan akan bahan industri dan
pasaran untuk industri makin luas. Komunikasi lalu lintas yang semakin ramai
mendorong para pengusaha mencari daerah pemasaran.
Untuk mencari keuntungan yang
sebesar-besarnya kaum kapitalis bekerjasama dengan pemerintah agar dapat
menjalankan kegiatan usahanya. Bangsa Eropa yang mempunyai daerah jajahan,
menjadikannya sebagai daerah bahan industri, sebagai sasaran hasil industri,
dan sebagai daerah penanaman modal. Secara singkat dapat dikatakan bahwa
Revolusi Industri telah melahirkan bentuk imperialisme baru.